Keikhlasan Haji Rina Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis di Bulukumba

Hj Hamrina Andi Muri. (ist)

Sebaran.ID, Bulukumba – Kafe dan Resto Grand 99 telah menjadi sorotan sejak dipercaya sebagai mitra penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bulukumba.

Namun, seiring dengan keberhasilannya, berbagai isu mengenai dugaan monopoli terhadap program MBG juga ikut berkembang.

Di tengah beragam tuduhan yang tidak berdasar, pemilik Grand 99, Hj. Hamrina, atau yang lebih akrab disapa Hj. Rina, terus berkomitmen memberikan yang terbaik untuk Bulukumba.

Dia menjelaskan, niat awalnya bergabung sebagai mitra bukan semata-mata untuk meraih keuntungan, tetapi lebih kepada upaya menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi siswa di Kabupaten Bulukumba.

“Saya memilih menjadi mitra MBG bukan hanya untuk keuntungan bisnis. Yang lebih penting bagi saya adalah memastikan anak-anak di Bulukumba bisa makan sehat dan enak di sekolah,” ungkap Hj. Rina, Sabtu (31/1/2025).

Baca Juga:  Petani Resah, Banyak Kasus Pencurian Pupuk Terjadi di Gantarang Bulukumba

Hj. Rina menambahkan bahwa proses seleksi untuk menjadi mitra MBG sangat ketat dan transparan, termasuk kewajiban memenuhi standar produksi makanan yang ditetapkan oleh BGN.

Ia juga menegaskan bahwa dapur produksi Grand 99 telah lulus uji standar yang ketat.

“Sejujurnya, saya tidak khawatir jika suatu saat Grand 99 diganti. Tapi, pertanyaannya, adakah penyedia lain yang memenuhi kualifikasi seperti kami dan bersedia berkorban untuk program ini demi anak-anak?” tegasnya.

Komitmen Grand 99 terhadap kualitas makanan untuk siswa di Bulukumba tidak main-main.

Para karyawan Grand 99 bahkan rela bekerja lembur demi memastikan kualitas dan kebersihan makanan yang disajikan.

“Jadi, jangan hanya melihat dari sisi enaknya. Kami dan tim di sini bekerja keras demi anak-anak kita, demi masa depan Bulukumba,” jelas Hj. Rina lebih lanjut.

Baca Juga:  Mantan Ketua DPRD Bulukumba Jadi Korban Penipuan Penjualan Mobil, Kerugian Capai Rp 1,3 Miliar

Tanggapan Terkait Isu Telur Basi dan Makanan Basi

Terkait isu mengenai telur basi dan makanan basi yang beredar di masyarakat, Hj. Rina menanggapi dengan tegas bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar.

“Tidak mungkin kami memberikan telur basi kepada siswa. Jika ada tuduhan seperti itu, saya hanya bisa bersabar dan memaafkan,” tegasnya

Hj. Rina juga menjelaskan bahwa telur yang digunakan dalam program MBG dimasak dalam satu wadah.

Jika memang ada telur yang rusak, seharusnya seluruh siswa yang menerima makanan tersebut akan merasakan gejala yang sama, bukan hanya sebagian siswa.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) BGN Bulukumba, Wahyu Saputra Sakti, memastikan bahwa insiden mual dan muntah yang dialami beberapa siswa tidak ada kaitannya dengan menu MBG.

Baca Juga:  Jelang Hari Jadi Bulukumba, Kalla Toyota Sumbang Tempat Sampah

“Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel makanan di sekolah dan dapur produksi, tidak ditemukan indikasi bahwa menu MBG menjadi penyebab utama,” ungkap Wahyu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulukumba, Andi Buyung Saputra, turut menanggapi isu keracunan massal.

“Jika ada keracunan makanan, tentu seluruh siswa di kelas atau sekolah itu akan terdampak. Namun, kenyataannya hanya beberapa siswa yang mengalami gejala,” jelasnya.

Dukungan juga datang dari Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr. Amrullah, yang menambahkan bahwa hasil pemeriksaan terhadap empat siswa yang mengalami mual dan muntah tidak menunjukkan indikasi keracunan.

“Mungkin saja mereka tidak terbiasa dengan rasa makanan atau belum sarapan sebelum makan menu MBG,” ujar dr. Amrullah.***

Ikuti Kami di Google News